Selasa, 17 Juli 2012

VISI HIDUP GW

Setelah lulus ada beberapa target yang pingin gw  capai
1. kerja di tambang batu bara.
2. kuliah lagi di surabaya
3. study di german
4. buat perusahaan fabrikasi

daannn belum ada rencana untuk menikah hahahaha calonnya ga ada sihh
semoga berhasil.

Sabtu, 09 Juni 2012

Pemimpin masa depan ( Chapter 1)

Mentari tersenyum lebar di kota Yogyakarta, keringatku terasa mengucur deras. Berbekal uang sepuluh ribu, kelompokku yang beranggota 10 orang harus menempuh perjalanan sekitar 20 km dengan waktu 2 jam.  kami memutuskan menyusuri jalan raya berharap ada pengguna kendaraan yang iba dan memberikan tumpangan. Tapi tak juga kunjung datang, malah suara kendaraan bermotor seperti mengejek kami yang berusaha berjalan memikul tas ransel dengan susah payah.  Badanku terasa bertambah berat mengingat semua tugas yang diberikan oleh senior dan perjalanan masih baru setengah jalan. Kegiatan ini berkedok training begitu kata para senior, dan juga baju yang kami pakai bersablon tulisan "training calon pemimpin". Entah mereka merasa ingin mengejek karena warna seragam kami sangat aneh dan juga kain yang digunakan kurang sepadan dengan kalimat sablon yang ada di punggungku. Kurang lebih hampir sama dengan konsep ospek. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa baru pilihan dari program studi masing - masing jurusan. Termasuk juga aku yang ikut serta dikegiatan ini, dan berujung derita.

 Untuk mengusir lelah beberapa kali teman-temanku bercanda dengan guyonan yang sudah terasa garing karena lelah. Tapi untuk menghargainya mereka tersenyum palsu. Hanya diriku yang diam dalam kesal terhadap  pemandu kelompok yang bernama Alfan. Jauh sebelum hari ini tiba, aku memprakarsai strategi menghadapi perjalanan ini. dimana uang sepuluh ribu kami pakai untuk beli tiga tiket trans jogja, relawan yang naik bus akan kembali dengan mengendarai sepeda motor. Namun ide ini ditolak oleh pemanduku dengan alasan yang mengada-ada. Mengerti akan kondisi ini Damar sang ketua kelompok mencoba menghibur. 

"hei affandi, kau diam aja nahan sakit perut ya?, haha",dia mencoba guyonan super garing lagi.

"hehe, nggak ko aku berfikir gimana kita cepet selesai sampai tujuan", jawabku dengan jujur.

"hoo, serius banget sih", Damar membalas dengan senyum pasi.

" oh iya gimana klo mencoba minta tumpangan pak polisi itu" tama yang mendengarkan percakapan kami tiba tiba menawarkan solusi. 

Memang dia putri seorang polisi. Jadi tidak merasa canggung dengan seragam dan kumis tebal para polisi yang berjaga. Tapi beberapa anggota kelompok menanggapi dengan ceria, seperti musafir yang menemukan oase ditengah gurun. Sang pemandu kelompok mamberikan restu dengan melayangkan senyum. Dan mulutnya terbuka mengucapkan kalimat.

"wah , boleh tu dicoba" dengan wajah yang girang , nampak dia juga terlampau lelah dalam perjalanan.

" oke semua setuju, sebagai perwakilan kelompok Tama tanya gih pak polisinya,hehehe"
ternyata damar terkena phobia kumis pak polisi seperti kami.

" yah, ko aku sih, kan cewek" Jawab Tama sembari menunjuk jilbab yang ia kenakan .

" salah sendiri kamu yang usul, tanggung jawab dong", aku menambahi dengan senyum jahil.

"yuk tama aku temenin, cowoknya payah semua nih", Dhira memecah senyumku dengan tegas, dengan menjinjing rok dan jilbab besar yang ia kenakan.

"aku ikut doong" Apri mengejar Tama dan Dhira.
 
 Sisa anggota kelompok menunggu jawaban delegasi yang berjalan menuju kantor polisi yang berjarak sekitar 200 meter. Mungkin aku, Damar, Tanto, Hafiz, Mando, Mulyadi, dan Fajri phobia kumis tebal pak polisi mengingat serangkaian kenangan dikantor polisi. Dari kejauhan aku melihat aksi Tama dan Dhira meminta izin untuk menumpang kendaraan patroli , dengan harapan sampai tujuan. tapi itu hanya mimpi di siang yang  bolong - bolong  lapisan ozonnya. Dari kejauhan ada kode dari Apri melampaikan tangannya sembari mengajak dan ku baca mulutnya mengatakan "ayo, buruan naik". Kami bersorak gembira dan berlari bak atlet olimpiade menyambut mobil patroli polisi. Tanpa sungkan kami para pria langsung naik bi bagian belakang. Sang pemandu tersenyum melihat aksi kami sembari berjalan menuju mobil polisi. Para wanita cuma geleng-geleng dengan lirikan sinis pada kami, para pria. Kecuali pada Mando entah kenapa ada selimut awan tebal yang mengelilinginya , yang membuat para wanita ingin berteduh di dekatnya. Sebaliknya para pria kelompok kami merasa sejuk ketika melihat senyuman manis Tama.
"haduh,seumur hidup baru kali ini naik mobil patroli", gerutu Tama.
"sekali sekali naik boleh dong,biar tahu rasanya jadi maling, hahaha" Mulyadi menimpali. Tapi kali ini aku bisa tertawa lepas, karena bisa sampai tujuan dengan cepat dan tidak bertambah letih.
"yah awak  malu dong kalo masuk kampus, awak bukan pencuri ayam kampus" Mando menambahi guyonan Mulyadi.
"Emang kalian pikir sampek kampus?, sudah untung dianter sampek stadion kridosono" komentar Dhira memecah suasana yang nyaman. dan kami terdiam.
Tanto , Hafiz dan fajri dari awal kegiatan memiliki tingkah laku yang aneh. Padahal mereka biasanya memiliki guyonan segar dan lebih menghibur. Tapi sang ketua mengacuhkan mereka seperti keadaan berjalan normal. tak teraa perjalanan menunggangi kendaraan patroli telah berakhir. Dengan wajah pasrah kami kembali menyusuri perjalanan dari alun-alun kidul Yogyakarta menuju kampus Teknik UGM. Tapi jalanan di dareah ini relatif lebih ramai daripada di jalan raya sebelumnya. Setelah berjalan cukup lama Tama kembali menyerukan adanya pertolongan Ilahi. 

" eh , itu ada bus lagi yuk coba naik" teriak Tama dengan menunjuk minibus mewah yang parkir dengan mesin menyala. Kira kira 100 meter dari tempat kami.  

Kami mengamati mini bus itu tapi ada sesuatu yang terasa aneh. Memang bentuknya mirip trans jogja namun ada tulisan Gereja Immanuel di belakang bus tersebut. Dan juga beberapa suster sedang mengantri untuk menaiki kendaraan itu. Yah agak aneh juga kalau kami minta izin menumpang dikendaraan itu karena Apri, Tama, dan Dhira memakai jilbab. Ditambah jenggot tebal dan celana cingkrang  Hafiz dan Tanto, memperburuk suasana jika nanti menaiki bus itu. Selebihnya memang kami semua beragama islam. Tanpa terasa kondektur bus tadi juga mengamati kami, yang penmuh iba ingin naik kendaraan itu. Dan dia juga merasa janggal, jika mengajak kami. Adegan berakhir dengan naiknya supir dan bus itu berangkat. Namun dari kejauhan kondektur tersebut masih mengamati kami. Seraya menunggu ucapan " pak boleh kami naik".

" wah udah jauh yaudah belum rejekinya, yuk kita berjalan toh kurang dikit lagi" ungkapan Hafiz dipenuhi dengan keikhlasan.
" Iya deh jalan aja yuk! lagian tinggal dikit lagi" Damar menyemangati kelompok , melakukan tugas sebagai ketua.
Setelah kejadian itu perjalanan menjadi berbeda, ada seperti kelompok dalam kelompok. Sang ketua kelompok memimpin perjalanan kami sambil berdiskusi dengan pemandu. Di belakangnya ada Mando sang dambaan yang diikuti para wanita dan Mulyadi sang penggoda. Trio muslimin sejati tetap berada dibagian paling belakang dalam kelompok seperti mendiskusikan sesuatu , mungkin tugas kuliah atau kajian hadis. aku tepat di depan trio muslimin itu mencoba mendengar strategi apa yang mereka rencanakan. Tapi suaranya terlalu pelan ditelan oleh suara jalan raya.
Tanpa terasa kami hampir memasuki kawasan UGM dan ada sebuah mobil box yang mau lewat.Aku menuju ke depan barisan dan tnpa basa basi aku langsunmg menghadang mobil tersebut. karena lelah yang terasa sudah tidak tertahankan lagi. Anak-anak kaget melihat aksi nekat yang kulakukan mirip adegan FTV. Meski mobilnya cukup tua tapi sistem pengereman masih baik, Dan nyawaku selamat. 

" lho mas ada apa ini , mau cari mati ya?" supir mobil tadi melihatku dengan tatapan yang tajam.
" maaf pak, boleh tidak kami menumpang mobil anda menuju kampus teknik UGM" jawabku dengan senyum melembut sembari menahan nafas yang tersengal oleh adegan yang memicu adrenalin tadi.
"memang kalian dari mana? ospek ya?" wajah supir tadi berubah menjadi iba.
" iya pak kami ospek, tadi berjalan dari alun-alun kidul" tambahan Tama dengan nada memelas.
"yasudah naik aja, saya antar kalian sampai tujuan" jawab beliau dengan tegas.

Seperti biasa kami langsung menyerbu mobil. Semua anak-anak naik ke dalam box. Ketika selesai bapak sopir dan aku yang merasa bersalah mengunci pintu. Aku duduk di depan bersama dengan sang sopir. Sebagai duta dari kelompok. Yang entah mengapa sangatricuh berada di dalam bak tadi. merasa kelompokku kurang sopan aku ajak berbincang bincang.
" maaf pak tadi mengagetkan" aku memulai pembicaraan.
" oh tidak apa apa, saya biasa ko dek bonceng orang " jawabnya sambil melirik diriku matanya menyelidiki kostum aneh yang sedang aku gunakan.
"gitu ya pak, oh ya bapak mau kemana ini?" aku bertanya sembari mengamati sosok yang paruh baya ini, badannya kurus dan tidak ada warna hitam pada rambutnya. 
" ini dek saya mau nganter katering" jawabnya singkat karena mengendalikan kendaraan yang memiliki umur yang sama dengannya.
" mau mengantar pesanan ya pak, tepatnya daerah mana?"
" iya nganter pesanan, itu daerah ringroad selatan" jawab bapak tua ini dengan tersenyum.

 Sejenak aku sadar bahwa arah beliau mengantar kiriman berlawanan dengan arah yang kami minta. aku terdiam seribu bahasa mendengar ucapannya. Suasana semakin kurangnyaman ketika teman kelompokku semakin ricuh. Smar samar terdengar kalau trio Hafiz, Fajri, dan  Tanto memberikan hadiah kejutan pada pemndu kami kak Alfan. Aku terdiam tak bisa menanggung malu.dan tiba tiba beliau berkata.

" sudah jangan dipikir, namanya anak muda harus ceria, hehehe" sambil menoleh dan tersenyum.

aku hanya membalas senyumannya saja. tetap kerongkonganku terasa sangat kering, belum bisa menanggung rasa malu ini.

"oh ya,  kamu kuliah di UGM dek?'beliau menanyakan sembari mengalihkan pembicaraan.
"eh iya pak baru setahun kuliah ini"aku menjawab dengan kikuk.
" Berati calon pemimpin dong? , hhehehe" dia sembari menunjuk punggunggku dengan tatapan matanya.
" eh nggak ko pak, saya cuma mahasiswa biasa" aku jawab

wajahnya berubah serius mendengar jawabanku dan beliau menimpali

"Tiap hari saya sedih melihat TV dan di koran, Indonesia semakin memburuk saja, tapi saya yakin kepada mahasiswa seperti anda calon pemimpin masa depan, saya titipkan negeri ini pada kalian, saya sudah tua tidak bisa memberikan perubahan yang berarti lagi."

ungkapan terakhir ini tidak bisa membuatku berkata kata lagi, entah kenapa air mata ini keluar dan perasaan ku berubah menjadi campur aduk. Yang jelas aku ingin melempar jauh baju ini yang begitu sombongnya menyatakan diriku sebagai calon pemimpin. 

" eh sudah sampai ini , ayo! buka gerbang buat teman kamu" dia sembari membuka pintu mobil.

setelah itu aku membantunya membuka mobil, kami juga membantu para rekan wnita turun dari bak. setelah turun teman-temanku mengucapkan terimakasih dan bergegas menuju kampus, menyisakan diriku dan pak tua yang merapikan peralatan di bak. mulutnya terbuka ingin mengucapkan kata kata.

" eh ko diem susul temenmu, sudah biar aku urus bak ini"

setelahnya aku tdiak bisa konsentrasi pada materi pelatihan selanjutnya. hanya berfikir bagaimana menjalankan amanah yang diberikan bapak tua tadi. Bahkan aku tak sempat menanyakan namanya. 

 

Rabu, 06 Juni 2012

Misguided Ghost

kali ini gw bakal post lirik lagu favorit gw.
 yah dari judulnya memng ngeri bgt tp keren ko lagunya ni deh gw kasi liriknya


1, 2, 3, 4
I'm going away for a while 

But I'll be back, don't try and follow me
 'Cause I'll return as soon as possible
See, I'm trying to find my place

 But it might not be here where I feel safe 
We all learn to make mistakes
And run from them, from them 

With no direction  
Run from them, from them  
With no conviction
 
'Cause I'm just one of those ghosts  

Traveling endlessly 
Don't need no roads  
In fact they follow me
And we just go in circles 

But now I'm told that this life And pain is just a simple compromise 
So we can get what we want out of it
Someone care to classify 

A broken heart and twisted minds 
So I can find someone to rely on
And run to them, 

to them Full speed ahead 

Oh, you are not useless
We are just misguided ghosts 

Traveling endlessly  
The ones we trusted the most 
Pushed us far away
And there's no one role 

We should not be the same 
But I'm just a ghost  
And still they echo me 
They echo me in circles


intinya hidup ini kita harus move on. memang kita punya banyak masalah tapi akan susah kalo kita nggk cepet slesein. yg mo denger lagunya donlot sndiri yahh googling aja ya hehehe.

Selasa, 05 Juni 2012

Kehidupan nyata

Selama ini, kita menjalani kehidupan yang bisa dibilang enak banget. Mirip Alice in wonderland Difasilitasi penuh ma orang tua. Tapi sampai kapan bro? . Jujur ni ya gw kadang rada sungkan minta kiriman ma ortu. Karena beberapa temen SMA gw uda pada kerja. ya dunia kerja, dunia setelah  kuliah yang bisa dibilang dunia nyata. Dari segi mental mungkin gw belom siap sih, belum cucup dewasa untuk nangani masalah kehidupan yang aneh-aneh. Tapi kalo dari segi umur ,hehe suda pasti harus siap. Ibarat buah gw uda mateng di pohon. Kalo kelamaan males malesan busuk deh. Tapi kalo ngobrol ma temen kadang jadi tambah labil karena pendapatnya beda-beda. Ada beberapa temen yang katanya kagak sabar nunggu dunia kerja. Ada juga yang masi pengen hura hura. tapi ada juga yang sudah mengarungi bahtera rumahtangga (lohh). Dan gw juga kadang mikir, kalo udah masuk dunia kerja ga bakal ada lagi kesempatan emas nonton anime ato baca komik. Gw bisa liat perubahan drastis dari kakak gw yg sekarang kerja di IT consultant. yah dia tipe work a holic . Tapi jauh sebelum kerja doi juga pernah labil ko hahahaha.

                                        

Menjelang kelulusan ini gw merasa semacam menghadapi kabut tebal akan  masa depan yang masih belum jelas. Ada sih planinng 20 tahun  kedepan. tapi yah kita cuma bisa merencanakan tuhan yang menentukan. Tpi ada rencana yang udah berjalan dan sampek sekarang masih nunggu moment of truth. Detik - detik penentuan rencana gw 20 kedepan bakal mulus ato nggk. tapi gw jadi inget doa seorang jendral kepada tuhan untuk anaknya yang juga seorang tentara. kurang lebih doanya agar kehidupan ananya penuh dengan musibah dan kesusahan dan menghadapi situasi perang yang sulit (ortu psikopat). Tapi tujuan dari doa Jendral tersebut agar ananya tumbuh menjadi seorang perwira yang terampil dan lelaki sejati (pria punya selera). 

                        "Seorang pelaut handal lahir dan besar di samudera yang ganas" 
 
  Kurang lebih seperti itu lah. Tapi untung aja ortu gw ga Psikopat kek jendral itu (LOL).